TAHIYYATUL ISLAMIYAH

Senin, 28 Maret 2016

MAQOM MANUSIA


Ada orang yang mendapatkan hal sekali saja dan dikuasai oleh hal dalam tempuh yang tertentu saja dan ada juga yang langgeng di dalam hal. Hal yang berkelanjutan atau abadi dinamakan wisal yaitu penyerapan hal secara berkelanjutan, tetap atau baqa. Orang yang mencapai wisal akan terus hidup dengan cara hal yang berkenaan. Hal-hal (ahwal) dan wisal dapat dibagi menjadi lima jenis:

1: Abid: Abid adalah orang yang dikuasai oleh hal atau zauk yang membuat dia merasakan secara bersangatan bahwa dirinya hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki apa-apa dan tidak memiliki daya dan upaya untuk melakukan sesuatu. Kekuatan, kemampuan, bakat dan apa saja yang ada dengannya adalah daya dan upaya yang dari Allah s.w.t. Semuanya itu adalah karunia-Nya semata-mata. Allah s.w.t sebagai Pemilik yang sebenarnya, ketika Dia memberi, maka Dia berhak mengambil kembali pada setiap saat yang Dia kehendaki. Seorang abid benar-benar bersandar kepada Allah swt hinggakan jika dia melepaskan cadangan itu dia akan jatuh, tidak berdaya, tidak bisa bergerak, karena dia benar- benar melihat dirinya kehilangan apa yang datangnya dari Allah swt Hal atau suasana yang menguasai hati abid itu akan melahirkan amal atau kelakuan sangat kuat beribadat, tidak memperdulikan dunia dan isinya, tidak berpartisipasi dalam urusan orang lain, sangat takut berjauhan dari Allah s.w.t dan gemar sendirian. Dia merasakan apa saja yang selain Allah akan menjauhkan dirinya dari Allah swt

 2: Asyikin: Asyikin adalah orang yang mendapat asyik dengan sifat Keindahan Allah s.w.t. Rupa, bentuk, warna dan ukuran tidak menjadi soal kepadanya karena apa saja yang dilihatnya menjadi cermin yang dia melihat Keindahan serta Keelokan Allah s.w.t di dalamnya. Amal atau perilaku asyikin adalah gemar merenung alam maya dan memuji Keindahan Allah pada apa yang disaksikannya. Dia bisa duduk menikmati keindahan alam beberapa jam tanpa merasa jemu. Kilauan ombak dan titikan hujan memukau pandangan hatinya. Semua yang terlihat adalah warna Keindahan dan Keelokan Allah s.w.t. Orang yang menjadi asyikin tidak memperdulikan lagi adab dan peraturan masyarakat. Kesadarannya bukan lagi pada alam ini. Dia memiliki alamnya sendiri yang di dalamnya hanyalah Keindahan Allah s.w.t.

 3: Muttakhaliq: Muttakhaliq adalah orang yang mencapai yang Haq dan berubah sifatnya. Hatinya dikuasai oleh suasana qurbi Faraidh atau qurbi nawafil. Dalam Qurbi Faraidh, muttakhaliq merasakan dirinya adalah alat dan Allah swt menjadi Pengguna alat. Dia melihat perbuatan atau kelakuan dirinya terjadi tanpa dia merancang dan campur tangan, bahkan dia tidak mampu mengubah apa yang mau terjadi pada kelakuan dan perbuatannya. Dia menjadi orang yang berpisah dari dirinya sendiri. Dia melihat dirinya melakukan sesuatu perbuatan seperti dia melihat orang lain yang melakukannya, yang dia tidak berdaya mengendalikan atau mempengaruhinya. Hal qurbi Faraidh adalah dia melihat bahwa Allah melakukan apa yang Dia kehendaki. Perbuatan dia sendiri adalah gerakan Allah, dan diamnya juga adalah gerakan Allah s.w.t. Orang ini tidak memiliki kehendak sendiri, tidak ada ikhtiar dan pemerintahan. Apa yang mengenai dirinya, seperti perkataan dan perbuatan, terjadi secara spontan. Perilaku atau amal qurbi Faraidh adalah campuran di antara logika dengan tidak logis, menurut adat dengan merombak adat, perilaku alim dengan jahil. Dalam banyak hal penjelasan yang dapat diberikannya adalah, "Tidak tahu! Allah s.w.t berbuat apa yang Dia kehendaki ". Dalam suasana qurbi nawafil pula muttakhaliq melihat dengan mata hatinya sifat-sifat Allah yang menguasai bakat dan kemampuan pada sekalian anggotanya dan dia menjadi pelaku atau pengguna sifat tersebut, yaitu dia menjadi khalifah dirinya sendiri. Hal qurbi nawafil adalah berbuat dengan izin Allah karena Allah menganugerahkan kepadanya kemampuan untuk berbuat sesuatu. Contoh qurbi nawafil adalah perilaku Nabi Isa as yang membentuk rupa burung dari tanah liat lalu menyuruh burung itu terbang dengan izin Allah swt, juga perilakunya as menyeru orang mati supaya bangkit dari kuburnya. Nabi Isa a.s melihat sifat-sifat Allah yang diizinkan menjadi bakat dan kemampuan beliau as, sebab itu beliau as tidak ragu-ragu untuk menggunakan bakat tersebut membuat burung dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah swt

4: muwahhid: Muwahhid fana dalam zat, zatnya lenyap dan Zat Mutlak yang menguasainya. Hal bagi muwahhid adalah dirinya tidak ada, yang ada hanya Allah s.w.t. Orang ini telah putus hubungannya dengan kesadaran basyariah dan sekalian maujud. Perilaku atau amalnya tidak lagi seperti manusia biasa karena dia telah terlepas dari sifat-sifat kemanusiaan dan kemakhlukan. Misalkan dia bernama Abdullah, dan jika ditanya kepadanya di manakah Abdullah, maka dia akan menjawab Abdullah tidak ada, yang ada hanyalah Allah! Dia benar-benar telah lenyap dari ke'Abdullah-an 'dan benar-benar dikuasai oleh ke'Allah-an '. Ketika dia dikuasai oleh hal dia terlepas dari beban hukum syariah. Dia mungkin meneriakkan, "Akulah Allah! Maha Suci Aku! Sembahlah Aku! "Dia telah fana dari 'aku' dirinya dan dikuasai oleh keberadaan 'Aku Hakiki'. Walau bagaimana pun sikap dan kelakuannya dia tetap dalam keridhaan Allah s.w.t. Bila dia tidak dikuasai oleh hal, kesadarannya kembali dan dia menjadi anggota syariat yang taat. Butuh diketahui bahwa hal tidak bisa dibuat-buat dan orang yang dikuasai oleh hal tidak mampu menahannya. Ahli hal karam dalam lakuan Allah s.w.t. Bila dia berteriak, "Akulah Allah!" Bukan berarti dia mengaku telah menjadi Tuhan, namun dirinya telah fana, apa yang terucap melalui lidahnya sebenarnya adalah dari Allah s.w.t. Allah s.w.t yang mengatakan Dia adalah Tuhan dengan menggunakan lidah muwahhid yang sedang fana itu. Berbeda pula golongan mulhid. Si mulhid tidak dikuasai oleh hal, tidak ada zauk, tetapi berperilaku dan berbicara seperti orang yang di dalam zauk. Orang ini dikuasai oleh ilmu tentang hakikat bukan mengalami hakikat secara zauk. Si mulhid membuang syariat serta beriman berdasarkan ilmu semata-mata. Dia puas berbicara tentang iman dan tauhid tanpa beramal menurut tuntutan syariat. Orang ini berbicara sebagai Tuhan sedangkan dia di dalam kesadaran kemanusiaan, masih gelojoh dengan keinginan hawa nafsu. Orang-orang sufi sepakat mengatakan bahwa siapa yang mengatakan, "Ana al-Haq!" sedangkan dia masih sadar tentang dirinya maka orang tersebut adalah sesat dan kafir!

5: Mutahaqqiq: Mutahaqqiq adalah orang yang setelah fana dalam zat turun kembali ke kesadaran sifat, seperti yang terjadi pada nabi-nabi dan wali-wali demi melaksanakan amanat sebagai khalifah Allah di atas muka bumi dan kehidupan dunia yang wajib dikelola. Dalam kesadaran zat seseorang tidak keluar dari khalwatnya dengan Allah SWT dan tidak peduli tentang keruntuhan rumah tangga dan kehancuran dunia seluruhnya. Sebab itu orang yang demikian tidak dapat dijadikan pemimpin. Dia harus turun kepada kesadaran sifat barulah dia bisa memimpin orang lain. Orang yang telah mengalami kefanaan dalam zat kemudian disadarkan dalam sifat adalah benar-benar pemimpin yang ditunjuk oleh Allah swt menjadi Khalifah-Nya untuk memakmurkan makhluk Allah dan memimpin umat manusia menuju jalan yang diridhai Allah s.w.t. Orang inilah yang menjadi ahli makrifat yang sejati, anggota fakta yang sejati, anggota tarekat yang sejati dan ahli syariat yang sejati, berkumpul padanya dalam satu kesatuan yang menjadikannya Insan Rabbani. Insan Rabbani tingkat tertinggi adalah para nabi-nabi dan Allah karuniakan kepada mereka maksum, sementara yang tidak menjadi nabi ditunjuk sebagai wali-Nya yang diberi perlindungan dan pemeliharaan. Ahwal (hal-hal) yang menguasai hati nurani berbeda-beda, dengan itu akan memicu perilaku amal yang berbeda-beda. Ahwal harus dipahami dengan sebenar-benarnya oleh orang yang memasuki latihan tarekat spiritual, sehingga dia mengetahui, dalam amal yang bagaimanakah dia mendapatkan kedamaian dan mencapai maksud dan tujuan, apakah dengan shalat, zikir atau puasa. Dia harus berpegang sungguh-sungguh kepada amal yang dipicu oleh hal tadi, agar dia cepat dan aman sampai ke puncak.

MENIKAH

MENIKAH adalah salah satu Sunnah dan Ibadah maka KETIKA AKAN MENIKAH Jangan mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak2 kita Jangan mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak2 kita, KETIKA MELAMAR kita bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah SWT melalui orang tua/wali si gadis, KETIKA AKAD NIKAH kita berdua bukan menikah di hadapan PENGHULU, tetapi menikah di hadapan Allah SWT, KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan kita, karena kita harus berpikir untuk mengundang mereka semua dan meminta MAAF apabila kita berpikir untuk BERCERAI karena menyia2kan doa mereka

SEJAK MALAM PERTAMA Bersyukur dan bersabarlah kita adalah sepasang MANUSIA dan bukan sepasang malaikat, SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur BUNGA, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri, KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan, KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK Cintailah isteri atau suami kita 100%, KETIKA TELAH MEMIKI ANAK Jangan bagi cinta anda kepada suami/isteri dan anak kita, tapi cintailah isteri/suami kita dan anak-anak
kita semuanya 100%

KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK, Yakinlah bahwa pintu rejeki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat KETAATAN suami dan isteri, KETIKA EKONOMI MEMBAIK Jangan lupa akan jasa PASANGAN hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita

KETIKA KITA ADALAH SUAMI Jaga jarak dengan Wanita lain jaga HATI jaga Mata , KETIKA KITA ADALAH ISTERI, jaga jarak dengan lelaki lain jaga Lisan dan jaga PENDENGARAN, KETIKA ADA PIL Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat, KETIKA ADA WIL Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati dan KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS Gunakanlah formula 7 K yakni : Ketaqwaan, Kasih sayang, Kesetiaan, Komunikasi Dialogis, Keterbukaan, Kejujuran dan KESABARAN, Ada kekuatan didalam CINTA dan orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang KUAT

AJARKAN CINTA

AJARKAN CINTA PADA ANAK-ANAK

AWAL Akan mempengaruhi AKHIR Jika Awalnya BAIK Insya Allah Hasilnya Pun Akan BAIK, Masa ANAK-ANAK adalah Masa lagi saat-Saatnya Cerdas OTAK, Masa Dimana Saat-Saatnya SUCI dari Noda maka Jangan Ajari mereka pelajaran Serta Pendidikan yang BURUK, Pendidikan pertama yang tepat bagi Masa Pertumbuhan ANAK Adalah pendidikan TAUHID serta AKHLAK, Jika Sudah Diajari Ilmu TAUHID, CINTA PADA NABI Dari Kecil Dari Sejak Dibangku SD dan Di Bangku Masa Sekolah Taman KANAK-KANAK / TK, Maka Suatu Saat kedepan-nya insya allah akan menjadi Pribadi Insan yang BAIK, BERPRESTASI dan BERAKHLAK

Disaat Masa Pendidikan SEKOLAH DASAR Adalah masa dimana Lagi SUBUR, SUBURNYA Aliran syaraf sang ANAK, Sehingga Apa Yang DILIHAT, DIDENGAR, DIBACA, DITULIS dll akan Cepat terekam Kuat Di MEMORI OTAK, Karena Masa ANAK-ANAK adalah masa pertumbuhan sehingga Jangan Sampai pertumbuhan nya RUSAK, Memang Terkadang Sebagian Pelajar Anak Tingkat SD Ada yang NAKAL, BANDEL, GALAK Serta NGELUNJAK, Itu karena Beberapa FAKTOR diantaranya Dari Faktor KETURUNAN, MAKANAN/MINUMAN, JAJANAN, LINGKUNGAN, TEKANAN, GANGGUAN JIN dll sehingga Pertumbuhan nya Terhambat Karena TIDAK TERPROTEK, Dari Hal Hal Buruk yang menghambat Kelancaran-nya Dalam Menimba BIMBINGAN ILMU

Masa ANAK - ANAK Adalah masa yang harus benar - benar di rawat dan dijaga dengan BAIK, Agar nanti bisa Menolong Orang TUANYA ketika Sudah kembali Ke AKHIRAT KELAK, Sekolahkan Anak kita di SD atau masukan ke MADRASAH Dengan niat yang LURUS Beri mereka Makanan & Minuman yang BAIK jangan Makanan yang BURUK, Sebab Mereka Bagaikan TANAMAN TUNAS yang baru Tumbuh Harus sering Di BERI PUPUK, Ajarkan mereka Dari Kedua Sisi nya dengan Baik antara Kecerdasan INTELEKTUAL serta SPIRITUALNYA yakni Dengan Dikenalkan Pada SANG KHOLIK, Sebab Ilmu Yang WAJIB Pertama kali diajarkan pada Semua anak DIDIK, Khususnya Anak Didik Di Tingkat Kelas SD,TK,PAUD adalah ajarkan mereka Untuk MENGENAL dan MENCINTAI ISLAM Insya Allah Anak - Anak kita akan BAIK

SANAD ILMU

ILMU HARUS BERMUARA SAMPAI KE ROSULULLAH SAW

Carilah guru yang mempunyai guru lagi, hususnya guru agama islami dan murobbi ruhani, yang jalur silsilah SANAD nya menyambung sampai kangjeng NABI, agar bisa memahami agama dengan murni, benar, otentik tidak menyimpang dan tidak terdistorsi, kenapa harus ada SANAD dalam agama muslim ini ?, Karena sanad adalah POWER dan SENJATA agama islam yang kita cintai, yang tidak dimiliki oleh umat agama lain dimuka bumi ini, SANAD juga merupakan sistem pendidikan clasical islam dari generasi ke generasi, Syeikh Sufyan Ats-Sauri R.A menyatakan : " SANAD ADALAH SENJATA ORANG MUKMIN SEJATI "

Seandainya seseorang tidak memiliki SENJATA terkini, dengan apakah dia akan berperang dan berkelahi, menumpas musuh-musuh yang telah menodai, bahkan Syeikh Abdullah bin Mubarok R.A menambahi, " SANAD ADALAH BAGIAN DARI AGAMA INI ", karena itulah umat islam dikenal juga UMMATUL ISNADI, ( Umat pemilik SANAD ) yang mumpuni, alhmdulillah ala ni'matil islami wal imani biwasilati jami'il awliya'i wal masyaikhi

HIDUP ADALAH PERJUANGAN

" kadang orang bertanya, kenapa saya sakit begini? kenapa saya kok susah sekali hidup, dan lagi kenapa tetangga saya jahat, apa salah saya di jahati, belum lagi, kenapa setan menggoda, jin menyerang, lalu kenapa sekolah itu begitu di bikin susah harus seragam, ke kantor harus seragam, ke pabrik harus seragam, bahkan sholat jamaah saja berdirinya harus baris, harus bareng bareng mengikuti imam. dan aneka kejadian di dunia ini, kita sering pertanyakan.
kita kalau bahas satu persatu akan memakan wkt yang panjang, coba renungkan, ku contohkan orang bertinju, di ring tinju itu, kenapa memakai ring tinju, kenapa pakai pembatas, kenapa pakai sarung tinju, kenapa pakai sepatu, dan pakai aturan dan wasit, kenapa gak tinju saja gak pakai ring, asal cakar cakaran, krayah krayahan, saling pukul sampai pegel dan mati, kenapa?
itulah hidup, harus ada aturannya, sebagaimana seorang bertinju di dunia ini, harus ada lawannya agar semangat kita berlatih dan berjuang menempa diri, menjadi petinju yang handal, tangguh, teman mukul sekali kalau bisa kita mukul 1000 kali, dan kalau bisa sekali pukul, musuh KO, coba kalau tinju itu tak pakai ring, tak pakai pembatas, petinjunya kabur kemana mana saling kejar, nanti namanya bukan main tinju tapi main kejar kejaran, atau main petak umpet, dan harus ada lawan tanding, agar kita naik ring,dan bisa bertinju, petinju gak mau saling tinju malah ngopi di atasring, rokok rokokan nongkrong kayak di warung, orang ya gal mau nonton, suatu kemenangan tak bisa di putuskan.
hidup itu perjuangan, carilah solusi untuk menyelesaikan pertandingan hidup, di mana ring tinju kita, jadilah juara, ikuti aturan yang ada, dan jadilah pemain yang tanpa salah dan cela, jika umpama petinju, jadilah petinju yang berahlaq mulia, jika memukul KO, pukulah dengan pukulan telak."