TAHIYYATUL ISLAMIYAH

Selasa, 27 Agustus 2024

ESENSI MAULID NABI

ESENSI MAULID NABI


Tadzkiroh { Peringatan } acara MAULID NABI { waktu kelahiran kanjeung nabi } dengan membacakan kisah - kisah perjalanan agung Rosulullah SAW yang diceritakan dalam kitab - kitab MAULID seperti kitab AL-BARJANJI dll atau membaca SHOLAWAT dengan bersama-sama kepada kanjeng Nabi, kemudian menyediakan sedekah jamuan HIDANGAN kepada segenap para tamu undangan atau jamaah yang mengikuti acara rangkaian MAULID NABI itu semua sebagai bentuk CINTA kita kepada NABI dan bentuk terima kasih kita sebab wasilah adanya Rosulullah SAW sang idola tercinta, alam semesta serta kita semua ada di planet BUMI INI

Sebagaimana dalam hadist qudsi telah disebutkan : " LAULAKA LAULAKA LAMMA KHOLAKTUL AFLAKA ( AYE LAULA MUHAMMADUN MAUJUDUN LAMMA KHOLAKTUL AFLAKA ) ", Sehingga ESENSI dari peringatan sekaligus HAFLAH { perayaan } MAULID NABI adalah MAHABBAH ( CINTA ) yang begitu mendalam kepada baginda Rosulullah SAW Al-Musthofa yang diutus ke bumi sebagai RAHMATAL LIL 'ALAMIN ( Rahmat , cinta, kasih sayang kepada seluruh alam semesta ) Rosulullah SAW Begitu s9ayang dan cinta pada kita saking cintanya beliau pada kita suatu saat Rosulullah SAW berkata : " Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku ( saudara-saudaraku ). Sahabat Abu Bakar R.A berkata : " Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rosulullah ? Bukankah kami ini saudara-saudaramu ?

Rosulullah SAW berkata : " Tidak, wahai Abu Bakar, Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku, Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka, Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku, Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku " ( HR. Muslim )

Bahkan disaat akhir menjelang WAFATNYA pun yang beliau sayidina Rosulullah SAW panggil - panggil adalah UMMATI, UMMATI, UMMATI karena beliau sangarlt mencintai kita, lantas apakah kita sebagai umatnya di akhir zaman ini tidak MENCINTAINYA ? Jawabannya wajib kita Mencintai Nabi karena cinta yang hakiki adalah kepada ROSULULLAH SAW dan buktikan rasa cinta kepada NABI banyak sekali bentuk CINTA kita kepada NABI, diantaranya adalah 1. Dengan kita mengetahui, mempelajari BIOGRAFI kisah perjalanan hidup beliau dari mulai lahir sampai Meninggalnya yang sudah di sebutkan dalam KITAB - KITAB MAULID

ke 2. Dengan kita menjalankan SUNNAH - SUNNAH ROSULULLAH SAW mulai dari sunnah yang ada pada diri kita, mulai dari yang sering kita Lakukan SETIAP HARI Seperti ADAB makan, adab tidur, adab sholat dll yang diajarkan oleh Nabi ke 3. Dengan Meneladani sekaligus ITTIBA ( mengikuti ) AHLAK MULIA Baginda sayidina wa habibina wa maulana Muhammad SAW, yang mana begitu mulianya ahlak nabi sebagaimana di Dalam AL-QURAN dikatakan : " WA INNAKA LAALA HULUKIN 'ADZIM ", berahlak baik kepada teman, kepada orang tua, kepada guru, kepada non muslim, kepada hewan, kepada tumbuh - tumbuhan dan kepada semua MAHLUK ALLAH SWT, Ke 4. Dengan membaca SHOLAWAT kepada Rosulullah SAW bentuk SHOLAWAT itu banyak sekali tak terhitung jumlahnya terutama perbanyaklah baca SHOLAWAT JIBRIL setiap hari yakni :

SOLLALLAHU ALA MUHAMMAD, SOLLALLAHU ALA MUHAMMAD, SOLLALLAHU ALA MUHAMMAD

ADAB KE GURU

ADAB WALI MURID PADA GURU ANAKNYA 



Beberapa kali kita mungkin pernah mendengar dan ada sebagian kita TEMUKAN ORANG TUA MURID BERTINDAK LANCANG tidak adab KEPADA GURU DARI ANAKNYA, Bahkan sampai berani melaporkan Sang Guru pada KEPOLISIAN Upaya seperti itu Sebenarnya Telah MENUTUP FUTUH PINTU ILMU dan CAHAYA ILAHI bagi sang anaknya

Berikut ini Sebuah Kisah Dizaman Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani Al-Bagdadi waktu itu Ada seorang yang BUSUK hatinya ingin menfitnah Syekh Abdul Qodir, lalu ia berupaya mencari jalan untuk MEMFITNAHNYA

Maka ia keemudian membuat lubang di dinding Rumah Syekh Abdul Qodir dan mengintipnya, Kebetulan ketika ia mengintip Syekh Abdul Qodir, Ia melihat Syekh Abdul Qodir sedang makan dengan muridnya

Syeikh Abdul Qodir suka makan AYAM dan setiap kali beliau makan ayam dan makanan yang lain beliau akan makan separuh saja, lebihan makanan tersebut akan diberi kepada MURIDNYA, Maka orang tadi pergi kepada bapak dari murid Syekh Abdul Qodir tadi

Bpk punya anak yang namanya ini ? 

Jawab si bapak : YA ADA

Anak bpk apa benar belajar dengan Syekh Abdul Qodir ?

Jawab si bapak : YA

Bpk tahu, anak Bpk diperlakukan oleh Syekh Abdul Qidir Jailani seperti seorang HAMBA SAHAYA dan KUCING SAJA

Syekh Abdul Qodir beri lebihan sisa makanan pada anak Bpk

Maka si bapak TIDAK PUAS hati lalu ke rumah Syekh Abdul Qodir

Wahai tuan Syeikh, saya menghantar anak saya kepada tuan syekh bukan untuk jadi PEMBANTU atau dilakukan seperti KUCING ?

Saya hantar kepada tuan syekh, supaya anak saya jadi ALIMUL ULAMA

Syekh Abdul Qodir hanya jawab RINGKAS saja :
Kalau begitu AMBILLAH anakmu

Maka si bapak tadi mengambil anaknya untuk PULANG

Ketika keluar dari rumah syekh menuju jalan pulang

bapak tadi bertanya pada anaknya beberapa hal mengenai ILMU HUKUM SYARIAT DAN TOREKAT

ternyata kesemua soalannya dijawab dengan BETUL

Maka bapak tadi BERUBAH fikiran untuk kembalikan anaknya kepada tuan Syekh Abdul Qodir

Wahai tuan syeikh TERIMALAH anak saya untuk belajar dengan tuan syeikh kembali

tuan didiklah anak saya, ternyata anak saya bukan seorang PEMBANTU dan juga diperlakukan seperti KUCING

Saya melihat ILMU anak saya sangat luar biasa bila BERSAMAMU

Maka jawab tuan Syekh Abdul Qodir Jailani : Bukan aku tidak mau menerimanya kembali...Tapi ALLAH SWT sudah menutup pintu hatinya untuk menerima ILMU, ALLAH SWT sudah menutup FUTUHNYA untuk mendapatkan ilmu, disebabkan seorang AYAH yang tidak beradab kepada GURU ANAKNYA maka anak yang menjadi mangsa dan Korbannya

Begitulah ADAB dalam menuntut ILMU Anak, Ibu, ayah dan siapa pun perlu menjaga adab kepada GURU, Betapa pentingnya adab dalam kehidupan seharian kita

Kisah Manaqib Tuan Syeikh ABDUL QODIR ZAILANI ini menceritakan seorang ayah yang tiada adab pada guru mursyd toriqoh Qodiriyyah, Saudaraku Bagaimana kalau *DIRI KITA SENDIRI* yang tiada adab, memaki dan mengaibkan gurunya 😭

Maqolah ulama berkata : *SATU PERASANGKA BURUK SAJA KEPADA GURUMU, RAGU KEPADA GURUMU SAJA maka Allah SWT Haramkan seluruh keberkahan yang ada pada gurumu KEPADAMU*

Semoga Allah SWT jadikan kita semua orang yang *BERADAB* kepada makhluknya terlebih lagi kepada GURU MUROBBI RUHINA yang mengajarkan ilmu kepada kita semua, Sebab MAN LA ADABA LAHU LAA ILMA LAAHU

BAIK SANGKA

TETAPLAH BERBAIK SANGKA


Jangan pernah kita melihat seseorang itu hanya dari LUARNYA saja dan kemudian langsung mudah MENGHAKIMI apalagi tanpa tahu apa-apa, maka tetaplah BERBAIK SANGKA pada siapapun dan kepada setiap kejadian yang menimpa kita seperti :

Mereka yang sering MEMBAYAR untuk orang lain, mungkin bukan berarti mereka KAYA, tapi karena mereka menghargai hubungan daripada UANG, Mereka yang BEKERJA tanpa ada yang menyuruh, mungkin bukan karena mereka BODOH, tapi karena mereka menghargai konsep TANGGUNG JAWAB

Mereka yang MINTA MAAF duluan setelah bertengkar mungkin bukan karena mereka BERSALAH, tapi karena mereka memahami pentingnya arti kedamain dan menghargai perasaan ORANG LAIN, Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu mungkin bukan karena mereka merasa BERHUTANG, tapi karena menganggap kamu adalah SAHABAT

Mereka yang sering MENGONTAKMU, mungkin bukan karena mereka tidak punya KESIBUKAN tapi karena kamu ada di dalam HATINYA, Mereka yang sering menyanjungmu setinggi LANGIT mungkin bukan karena engkau PAHLAWAN, tapi mungkin karena mereka MEMAAFKAN keburukanmu dan menjaga hatimu

Mereka yang selalu MENGHINAMU dan menghakimimu mungkin bukan karena mereka MEMBENCIMU, tapi karena mereka ingin menguji KETUSAN cintamu, Mereka yang sering menulis POSTINGAN kebaikan bukan berarti mereka Menasehatimu atau sok SUCI tapi mungkin itu tanda KASIH SAYANG mereka padamu agar bersama-sama menikamati BERBUAT BAIK dan oase ilmu, Jadi tetaplah bersangka BAIK maka hidup kita akan baik